Direktorat Ekspor Produk Industri dan Pertambangan, Ditjen Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan, mengadakan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema "Peningkatan Ekspor TPT dan Alas Kaki Selama Pandemi COVID-19" pada hari Kamis, 27 Agustus 2020. Focus Group Discussion (FGD) tersebut dilaksanakan dalam rangka membahas tentang permasalahan, peluang, tantangan dan strategi peningkatan ekspor TPT dan Alas Kaki di tengah pandemi Covid-19. Pertemuan ini dimulai dengan sambutan oleh Direktur Ekspor Produk Industri dan Pertambangan, Luther Palimbong. FGD ini merupakan tindak lanjut dari FGD yang telah dilaksanakan sebelumnya pada tangal 9 Juli 2020. FGD diharapkan dapat menghasilkan rancangan dan strategi peningkatan ekspor TPT dan alas kaki Indonesia guna mendorong perekonomian nasional. Situasi perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia, perubahan rantai pasok serta kecenderungan setiap negara saat ini melakukan proteksi merupakan berbagai situasi yang mempengaruhi kondisi ekspor TPT dan Alas Kaki. Pembahasan TPT serta Alas Kaki digabung karena produk ini memiliki karakteristik yang hampir mirip, dan juga permasalahan yang hampir sama. Ekspor TPT mengalami penurunan sebesar 19,57% dari USD 6,41 miliar pada periode Januari Juni 2019 menjadi USD 5,16 miliar pada periode yang sama tahun 2020. Sedangkan Ekspor alas kaki mengalami kenaikan dari USD 2,19 miliar pada periode Januari Juni 2019 menjadi USD 2,49 miliar pada periode yang sama tahun 2020 atau naik sebesar sebesar 13,48%. Sejalan dengan amanat Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) maka dilakukan upaya perbaikan pada sisi demand; menjaga konsumsi, mendorong investasi serta mendukung ekspor dan impor. Kementerian Perdagangan khususnya Direktorat Ekspor Produk Industri dan Pertambangan, Ditjen Perdagangan Luar Negeri melakukan upaya pengumpulan dan analisa Data data terkait peningkatan ekspor TPT dan Alas Kaki, khususnya selama masa pandemi COVID 19 melalui FGD. Dari kedua pertemuan tersebut telah tersusun kompilasi isu dan saran terkait ekspor TPT dan Alas Kaki. Isu dan permasalahan hasil identifikasi yang perlu ditindaklanjuti dikelompokkan ke dalam empat topik, yaitu keuangan dan perpajakan, energi dan lingkungan hidup, industri dan perdagangan serta jaminan pasar dalam negeri serta ketenagakerjaan.